pasti di sepak bola dunia tak akan luput dengan insiden-insiden yang mengakibatkan kematian. Bukan hanya penonton tapi main pun juga bisa menjadi insiden ini yang bisa merenggut nyawa mereka. Saya akan menceritakan sedikit insiden yang mengakibatkan kematian yang banyak dandijadikan sejarah yang kelam.
1.Tragedi Haysel
tragedi ini sangat terkenal dipihak liverpool dan juventus. Dikarenakan tragedi yang terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 ini memakan banyak nyawa. Saat itu pertandingan antara juventus dan liverpool pada liga Champion.Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek
dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off
kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi
Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut
bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun
kemudian sebuah tragedi terjadi. Dinding pembatas di sektor tersebut
roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus
beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding
yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia
dan 600 lebih lainnya luka-luka.
2.Tragedi Munich
Setelah pertandingan itu, 6
Februari 1958, Tim pun melakukan perjalanan pulang menuju Manchester.
Dalam perjalanan tersebut, pesawat dengan no penerbangan British
European Airways Flight 609 harus melakukan isi bahan bakar di Bandar
udara Munich Riem, Munchen Jerman.
Setelah mengisi bahan bakar,
dalam keadaan dingin dibawah 0 derajat dan landasan bandara dipenuhi
dengan es. Pilot pesawat kapten James Thain dan kopilot Kenneth Rayment
mencoba untuk lepas landas, namun gagal – sampai dua kali, katanya
akibat kegagalan mesin. Lalu salah satu pemain MU, Duncan Edwards
mengirim telegram ke Manchester “ all flight cancelled, flying tomorrow.
Ternyata sang pilot menolak untuk menginap di Munich dan akan melakukan
percobaan lepas landas yang ketiga.
Beberapa pemain tidak yakin atas penerbangan ini, khususnya Liam Whelan yang terdengar mengatakan “This may be death, but I’m ready”. Sesaat
sebelum take off, beberapa pemain MU pindah ke bagian belakang pesawat
seperti Duncan Edwards, Tommy Taylor, Mark Jones , Eddie Colman dan
Frank Swift.
Pukul 14:56 pilot dan kopilot sudah bersiap-siap
untuk lepas landas yang ketiga kalinya. Pada pukul 14:59 mereka mendapat
izin untuk lepas landas. Pada landasan pacu, pukul 15:02 kopilot sudah
mengecek secara final. Lalu dihubungi oleh menara untuk kepastian take
off paling lambat diberitahukan pada pukul 15:04. Lalu mereka pun
berdiskusi dan keputusan nya mereka tetap lepas landas pada pukul 15:03
Pesawat pun dijalankan, Kapten pesawat mulai
menaikkan kecepatan, mulai dari 85knot lalu pesawat pun mencapai
kecepatan 117 knot, kapten Thain mengumumkan V1 dimana batas kecepatan
yang tidak memungkinkan membatalkan lepas landas. Lalu panggilan kedua
keluar, V2, dimana kecepatan minimum pesawat untuk lepas landas ialah
119 knot. Namun ketika Kapten Thein melirik indicator kecepatan,
bukannya naik malah menurun menjadi 112 – 105 knot.
Pesawat pun tergelincir pada ujung landasan, tak
terkendali, menabrak pagar bandara, lalu menyebrang ke jalan, sayap
pesawat dan ekor pesawat robek karena menabrak rumah, sisi kiri kokpit
menabrak pohon, dan sisi kanan pesawat menabrak pondok kayu yang
didalamnya terdapat truk berisi ban dan bahan bakar yang akhirnya
meledak.
Dari 43 penumpang, 23 diantaranya meninggal (21 meninggal seketika), 8 diantaranya merupakan pemain MU yang antara lain Roger
Byrne (28), Eddie Colman (21), Mark Jones (24), David Pegg (22), Tommy
Taylor (26), Geoff Bent (25), Liam Whelan (22) dan Duncan Edwards (21)
lalu sekretaris klub Walter Crickmer, pelatih Tom Curry dan Pelatih Bert
Whalley.
Dengan musibah ini, MU tidak bisa meraih treble winner untuk pertama kalinya. Setelah di Semifinal piala eropa kalah dengan AC Milan dan kalah juga di Final piala FA melawan Bolton.
3.Tragedi Superga
sebelum tanggal 4 Mei 1949, Torino adalah salah satu klub tersakti di
kolong langit sepakbola Italia. Saking jagonya, klub itu menyumbang
nyaris setengah pemain untuk tim nasional Italia. Torino juga memanangi
empat kali juara liga secara beruntun mulai tahun 1946 sampai 1949. Tapi
semua itu lenyap dalam sekejap. Tanggal 4 Mei 1949, nyaris sama seperti
Munich disaster, pesawat yang ditumpangi oleh para pemain Torino jatuh
dan terbakar di bukit Superga ketika tim berjuluk 'Il grande Torino'
Atau "Torino yang Hebat" itu pulang dari sebuah pertandingan
persahabatan melawan Benfica di Lisbon untuk testimonial pemain Benfica,
Jose Fereira.
Pesawat Italian Airlines Fiat G212CP tersebut terjebak badai di atas udara Superga yang sedang buruk dan berjarak pandang sangat terbatas. Pihak yang berwenang menyatakan kecelakaan itu disebabkan oleh kabut, badai, kerusakan navigasi pesawat dan buruknya komunikasi dengan bandara. Pesawat tersebut menabrak bukit Superga dan meledak, menewaskan semua penumpang termasuk 18 pemain Torino, club official, jurnalis, dan awak pesawat.
Korban :
Pemain
* Valerio Bacigalupo
* Aldo Ballarin
* Dino Ballarin
* Milo Bongiorni
* Eusebio Castigliano
* Rubens Fadini
* Guglielmo Gabetto
* Ruggero Grava
* Giuseppe Grezar
* Ezio Loik
* Virgilio Maroso
* Danilo Martelli
* Valentino Mazzola
* Romeo Menti
* Piero Operto
* Franco Ossola
* Mario Rigamonti
* Julius Schubert
Club official
* Arnaldo Agnisetta, manager
* Ippolito Civalleri, manager
* Egri Erbstein, trainer
* Leslie Lievesley, coach
* Ottavio Corina, masseur
Jurnalis
* Renato Casalbore, (founder of Tuttosport)
* Luigi Cavallero, (La Stampa)
* Renato Tosatti, (Gazzetta del Popolo)
Kru Pesawat
* Pierluigi Meroni, captain
* Antonio Pangrazi
* Celestino D'Inca
* Cesare Biancardi
Lainnya
* Andrea Bonaiuti, organiser
Dua pemain yang selamat dari kejadian itu adalah Sauro Tomà yang batal ikut karena cedera, dan Ladislao Kubala, pemain asli Portugal yang memilih tinggal sebentar di rumahnya karena anaknya sakit. Torino terpaksa meneruskan kompetisi dengan menurunkan pemain Primavera mereka. Torino gagal meraih gelar juara sampai tahun 1976. dan kecelakaan itu juga mengguncang timnas Italia dimana sepuluh pemain Torino ada di dalamnya termasuk kapten legendaris mereka, Valentino Mazzola. Kejadian itu pula yang, disadari atau tidak, telah menyusutkan kehebatan Torino dari klub raksasa menjadi klub medioker sampai saat ini, dan entah sampai kapan.
Pesawat Italian Airlines Fiat G212CP tersebut terjebak badai di atas udara Superga yang sedang buruk dan berjarak pandang sangat terbatas. Pihak yang berwenang menyatakan kecelakaan itu disebabkan oleh kabut, badai, kerusakan navigasi pesawat dan buruknya komunikasi dengan bandara. Pesawat tersebut menabrak bukit Superga dan meledak, menewaskan semua penumpang termasuk 18 pemain Torino, club official, jurnalis, dan awak pesawat.
Korban :
Pemain
* Valerio Bacigalupo
* Aldo Ballarin
* Dino Ballarin
* Milo Bongiorni
* Eusebio Castigliano
* Rubens Fadini
* Guglielmo Gabetto
* Ruggero Grava
* Giuseppe Grezar
* Ezio Loik
* Virgilio Maroso
* Danilo Martelli
* Valentino Mazzola
* Romeo Menti
* Piero Operto
* Franco Ossola
* Mario Rigamonti
* Julius Schubert
Club official
* Arnaldo Agnisetta, manager
* Ippolito Civalleri, manager
* Egri Erbstein, trainer
* Leslie Lievesley, coach
* Ottavio Corina, masseur
Jurnalis
* Renato Casalbore, (founder of Tuttosport)
* Luigi Cavallero, (La Stampa)
* Renato Tosatti, (Gazzetta del Popolo)
Kru Pesawat
* Pierluigi Meroni, captain
* Antonio Pangrazi
* Celestino D'Inca
* Cesare Biancardi
Lainnya
* Andrea Bonaiuti, organiser
Dua pemain yang selamat dari kejadian itu adalah Sauro Tomà yang batal ikut karena cedera, dan Ladislao Kubala, pemain asli Portugal yang memilih tinggal sebentar di rumahnya karena anaknya sakit. Torino terpaksa meneruskan kompetisi dengan menurunkan pemain Primavera mereka. Torino gagal meraih gelar juara sampai tahun 1976. dan kecelakaan itu juga mengguncang timnas Italia dimana sepuluh pemain Torino ada di dalamnya termasuk kapten legendaris mereka, Valentino Mazzola. Kejadian itu pula yang, disadari atau tidak, telah menyusutkan kehebatan Torino dari klub raksasa menjadi klub medioker sampai saat ini, dan entah sampai kapan.
4.Tragedi Peru VS Argentina
Kerusuhan paling brutal dalam dunia sepak bola terjadi di Lima Peru.
Kerusuhan terjadi ketika kedua negara Amerika Selatan itu sedang
berkompetisi di pertandingan penting. Kerusuhan bermula dari gol Peru
yang dianulir wasit. Akibat penganuliran, pendukung Peru marah besar dan
menjadi liar di dalam stadion. Akibat insiden itu, lebih dari 300 orang
meninggal dunia dan 500 orang lainnya mengalami luka berat dan luka
ringan.
5.Tragedi Spartak Moscow v Haarlem
Insiden memilukan terjadi saat terjadi kerusuhan antarpendukung di
stadion Lenin Moskow Russia, atau dikenal dengan tragedi Luzhniki.
Kerusuhan mematikan tersebut terjadi pada putaran kedua piala UEFA
antara FC Spartak Moscow dan HFC Haarlem pada 20 Oktober 1982
Dalam kerusuhan ini, 340 orang dilaporkan meninggal dunia ketika satu
kubu pendukung tim bentrok dengan kubu lain saat pertandingan masih
berlangsung.
Polisi juga dianggap menjadi pemicu kecelakaan karena mendorong para
pendukung hingga jatuh terguling pada anak tangga. Selain korban dari
para pendukung, 67 orang panitia penyelenggara juga menjadi korban.
1 komentar:
untuk temen2,jangan lupa untuk meninggal kan saran dan kritik untuk perbaikan blog ini.....
thanks
Posting Komentar